LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Disusun Oleh :
Laily Febriana Tisni
(E1M010022)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011
GERAK LURUS BERATURAN
(MU 03)
A. PELAKSANAAN
PRAKTIKUM
1.
Tujuan Praktikum : a. Menentukan
kecepatan kereta dinamika pada
gerak lurus
beraturan.
b.
Menjelaskan karakteristik gerak lurus beraturan berdasarkan besaran besaran kinematisnya.
2. Hari/Tanggal
Praktikum : Selasa,
03 Mei 2011.
3.
Tempat Praktikum : Laboratorium Fisika
FKIP, Universitas Mataram.
B. LANDASAN
TEORI
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda
pada titik yang membuat lintasan berbentuk garis lurusdengan sifat bahwa gerak
yang ditempuh tiap satu satuan waktuadalah tetap, baik besar maupun arahnya.
adalah rata-rata, jadi pada gerak lurus
beraturan
rata-rata sama dengan
sesaat yang tetap, baik besar maupun arahnya.
Dengan kata lain, kecepatan rata-rata pada gerak lurus beraturan tidak
bergantung pada interval atau jangka waktu yang dipilih (Sarojo, 2002 : 37).



Gerakan sebuah materi selang selama waktu
yang tertentu disebut beraturan jikalau kecepatannya atau kecepatan ini disebut
,
maka rumus bagi gerakan yang berturan akan menjadi :
=
,



Yang
dijuluki dengan persamaan gerak beraturan. Pada suatu gerak titik materi yang
beraturan, jalan tempuhnya ternyata berbanding lurus dengan waktu. Sebaliknya s berbanding lurus dengan t, maka gerakannya disebut beraturan
(Ludolph, 1848 : 185-186).
Gerak lurus adalah gerak yang mempunyai
lintasan lurus. Sebenarnya tidak ada benda yang bergerak dengan lintasan yang
betul-betul lurus. Istilah ini digunakan dalam rangka menyederhanakan masalah.
Sebenarnya semua gerak yang terjadi di permukaan bumi merupakan gerak lengkung.
Hal ini disebabkan karena bentuk bumi kita bulat, bukan datar. Adapun yang
dimaksud dengan gerak lurus beraturan adalah gerak lurus dengan kecepatan tetap
(Supriyanto, 2000 : 20).
C. ALAT
DAN BAHAN
Alat :
1. Mistar
kayu
2. Rel
presisi
3. Penyambung
rel
4. Kaki
rel
5. Tumpakan
berpenjepit
6. Balok
bertingkat
7. Kereta
dinamika
8. Pewaktu
ketik
9. Catu
daya
10. Pasak
penumpu
11. Kabel
penghubung 25 cm (merah)
12. Kabel
penghubung 25 cm (hitam)
Bahan :
1. Pita
ketik
2. Kertas
manila
3. Lem
kertas
4. Kertas
grafik (mm)
5. Kertas
karbon
D. LANGKAH
KERJA
1. Merangakai
alat seperti pada gambar di bawah ini,
2. Menghubungkan
bagian-bagian rel presisi menjadi satu bagian utuh,
3. Memasang
salah satu ujung rel presisi pada balok bertigkat,
4. Menghubungkan
pewaktu ketik ke catu daya dan catu daya ke soket jala-jala llistrik ketika
catu daya masihh dalam keadaan mati (off),
5. Memotong
pita ketik kurang lebih sepanjang 1 meter dan memasangnya pada pewaktu ketik,
6. Memasang
pita ketik di bawah kertas karbon,
7. Menjepit
salah satu ujung pita pada penjepit yang ada pada kerata dinamika,
8. Menghidupkan
catu daya,
9. Mendorong
kereta sehingga bergerak di sepanjang rel presisi,
10. Mematikan
catu daya ketika kereta dinamika telah sampai di ujung rel presisi,
11. Mengambil
pita ketik dari kereta dinamika,
12. Menghhitung
titik ketikan yang diperoleh,
13. Mnyimpulkan
gerak yang dilakukan oleh kereta dinamika,
14. Memotong
pita ketik secara berurutan mulai dari awal gerak kereta dinamika (setiap 5
ketik),
15. Menempel
potongan pita ketik secara berurutan dari permukaan gerak sampai akhir gerak
kereta dinamika untuk membuat kurva laju reaksi.
E. HASIL
PENGAMATAN
1. Tabel
Hasil Pengamatan
Pita
|
Panjang
(cm)
|
1
|
4
|
2
|
4
|
3
|
4
|
4
|
3,5
|
5
|
3,3
|
2. Grafik
Hubungan Kecepatan (
)
Terhadap waktu (t)

F. ANALISIS
DATA
Diketahui :
S1 =
4 cm
S2 =
4 cm
S3 =
4 cm
S4 =
3,5 cm
S5 =
3,3 cm
t = 0,02 sekon
= 0,02 × 5
= 0,1 sekon
Ditanya :





Jawab :
1. Menghitung
Kecepatan Kereta Dinamika
·
1 = 


= 

= 40 

·
2 = 


= 

= 40 

·
3 = 


= 

= 40 

·
4 = 


= 

= 35 

·
1 = 


= 

= 33 

2. Menghitung
Kecepatan Rata-Rata (
)

·
= 


= 

= 

= 

= 37,6 

3. Menghitung
Standar Deviasi (SD)
·
(
1
-
)2 =
[(40) – (37,5)]2
= (2,4)2 = 5,76




·
(
2
–
)2 =
[(40) – (37,5)]2
= (2,4)2 = 5,76




·
(
3
–
)2 =
[(40) – (37,5)]2
= (2,4)2 = 5,76




·
(
4
–
)2 =
[(35) – (37,5)]2
= (-2,6)2 = 6,76




·
(
5
–
)2 =
[(33) – (37,5)]2
= (-4,6)2 =
21,16 







SD = 

= 

= 

=
3,362 

4. Menghitung
NIlai Pengukuran (NP)
NP =
± SD

= 37,6 ± 3,362
NP =
+ SD

= 37,6 + 3,362
= 40,962 

NP =
– SD

=
37,6 – 3,362
= 34, 238 

v Jadi,
batas nilai pengukuran kecepatannya adalah dari 34,238
sampai 40,962
.


5. Menghitung
Nilai Kesalahan Relatif (KR)
Diketahui :


SD =
3,362 

Ditanya :
% KR ….. ?
Jawab :
% KR =
× 100%

=


=
8,941%
v Jadi,
persentase kesalahan relatifnya dalah 8,941%.
6. Menghitung
Nilai Keberhasilan Praktikum(KP)
Diketahui :
% KR =
8,941%
Ditanya :
% KP = …..?
Jawab :
%KP =
100% - % KR
=
100% - 8,941%
=
91,059%
v Jadi,
persentase keberhasila praktikumnya adalah
91,059%.
G. PEMBAHASAN
Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan
gerak yang terjadi pada lintasan yang lurus dan memiliki laju dan arah yang
tetap. Pada praktikum yang bertujuan menentukan kecepatan kereta dinamika pada
gerak lurus beraturan dan dapat menjelaskan karakteristik gerak lurus beraturan
berdasarkan besaran-besaran kinematisnya ini, dilakukan percobaan dengan
menggunakan kereta dinamika biasa.
Kereta dinamika ini dapat bergerak jika
diberikan gaya yang besarnya sama atau melebihi gaya gesekan. Seperti yang
dilakukan pada praktikum kali ini, dimana menggunakan sebuah balok bertingkat
yang dipasangkan pada bagian bawah rel presisi. Hal ini dimaksudkan untuk
memiringkan landasan tempat bergerak.
Gaya gesekan atau gaya dorong yang
diberikan pada kereta dinamika bisa juga mempengaruhi cepat lambatnya laju
kereta. Hal ini terbukti dari percobaan yang kami lakukan sebanyak tiga kali.
Gaya gesek atau gaya dorong pada
percobaan pertama kami berikan pada keretta dinamika biasa sangatlah pelan. Hal
ini menyebabkan hasil ketikan yang terdapat pada pita ketik sangatlah
rapat/berdempetan satu dengan yang lain. Bahkan cenderung menghasilkan garis
lurus yang susah untuk dihitung panjangnya tiap lima ketikan.
Akan tetapi, pemberian gaya gesek atau
gaya dorong yang terlalu besar (keras), dapat menyebabkan kereta dinamika
keluar (jatuh) dari rel presisi sehingga tidak dapat bergerak lurus beraturan
sepanjang rel seperti yang diinginkan. Tentunya hal ani pun berakibat pada hasil
pita ketik yang dihasilkan oleh pewaktu ketik.
Pemberian gaya gesek atau gaya dorong
pada kereta dinamika hendaknya tidak terlalau pelan ataupun terlalau cepat
(keras), tetapi biasa-biasa saja (sedang). Hal ini dapat dibuktikan dari hasil
percobaan ketiga kami. Pada percobaan ini, jarak antar pita ketikan teratur.
Dari hasil praktikum, didapatkan bahwa
selang waktu yang dibutuhkan tiap lima ketikan yaitu 0,1 sekon dengan kecepatan
yang berbeda-beda tiap lima ketik. Hal ini dipengaruhi oleh panjang pita yang
juga berbeda-beda.
Adapun kecepatan rata-rata yang
diperoleh dari lima potongan pita yaitu 37,6
, dengan nilai standar deviasi sebesar 3,362
. Nilai pengukuran yang diperoleh sebesar 40,
962
dan 34,238
. Sedangkan nilai kesalah relative yang
diperoleh tidak terlalu besar yaitu 8,491%.




Kesalahan yang terjadi dalam praktikum
dapat disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal berasal dari alat-alat ataupun bahan-bahan yang sudah disediakan.
Walaupun alat-alat yang digunakan pada saat praktikum sudah memenuhi standar,
tetapi ada beberapa alat yang sudah rusak ataupun tidak lengkap
komponen-komponenya. Hal ini berakibat pada hasil percobaan dan kurangnya waktu
untuk menyelesaikan praktikum karena harus menunggu alat yang dipergunakan oleh
kelompok lain. Adapun faktor eksternal berasal dari praktikan.
Kesalahan-kesalahan yang dapat dilakukan praktikan selama percobaan berlangsung
antara lain disebabkan oleh kurang telitinya pengamat dalam menghitung jumlah
titik ketikan atau dalam mengukur panjang potongan pita ketik, kesalahan pada
saat menggerakkan kereta dinamika (pada saat mendorong kereta dinamika), dan
seringnya praktikan bermain-main pada saat praktikum sedang berlangsung.
H. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, analisis
data, dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu :
1. Gerak
Lurus Beraturan (GLB) merupakan gerak yang terjadi pada lintasan yang lurus dan
memiliki laju dan arah yang tetap,
2. Criteria
GLB yaitu kecepatannya cenderung konsisten jika tidak ada gaya gesek yang
bekerja pada kereta dinamika,
3. Pemberian
gaya gesek/gaya dorong pada kereta dinamika hendaknya biasa-biasa saja
(sedang), tidak pelan ataupun terlalu cepat,
4. Gaya
gesek/gaya dorong yang pelan pada kereta dinamika menyebabakan hasil ketikan
yang terdapat pada pita ketik sangat rapat sehingga susah untuk dihitung,
5. Pemberian
gaya gesek/gaya dorong yang terlalu keras dapat menyebabkan kereta dinamika
keluar (jatuh) dari rel presisi,
6. Persentase
kesalahan relative dalam praktikum ini adalah 8,941%, dan persentase
keberhasilan praktikumnya adalah 91,059%,
Kesalahan yang
terjadi selama praktikan, dapat disebabkan oleh dua faktor yaitu factor
internal (misalnya alat dan bahan yang tersedia) dan faktor eksternal (berasal
dari praktikan).
0 komentar:
Posting Komentar